Senin, 31 Januari 2022

Menganalisis filter frekuensi (3.14)

 

Pengertian Filter Frekuensi

Filter mengandung arti memisahkan, sehingga yang dimaksud filter frekuensi adalah suatu rangkaian yang dibuat untuk memisahkan frekuensi yang kita inginkan dengan frekuensi yang tidak kita inginkan. Atau suatu rangkaian yang hanya menerima frekuensi yang kita inginkan. Karena bersifat menahan, mengakibatkan amplitude sinyal mengalami penurunan. Filter frekuensi itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu filter aktif dan filter pasif.

 

Filter Pasif

Filter ini di rancang dengan menggunakan komponen-komponen pasif yaitu kapasitor dan inductor. Dimana fungsi kapasitor untuk melewatkan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah, sedangkan inductor mempunyai fungsi yang sebaliknya yaitu melewatkan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi. Rangkaian ini tidak mempunyai penguatan sehingga penguatan sinyalnya kurang dari 1 dan mampu bekerja pada frekuensi lebih tinggi dari 500MHz.

 

Filter Aktif

Filter ini dirancang dengan menggunakan komponen aktif transistor atau op-amp, membutuhkan tegangan untuk mengaktifkannya sehingga mampu melakukan penguatan sehingga menjadi sensitive dan mudah terdistorsi oleh gangguan-gangguan sinyal ataupun lingkungan.

 

Pemakaian inductor pada suatu rangkaian filter akan menghasilkan efek medan magnet sehingga mengurangi efisiensi kinerja rangkaian, disamping itu bentuknya yang besar kadangkala menjadi kurang menarik.

 

Berdasarkan cara kerjanya filter dibagi menjadi 4 jenis berbeda, yaitu: low pass filter (LPF), high pass filter (HPF), band pass filter (BPF), stop band filter (SBF)



Minggu, 30 Januari 2022

TUGAS KBGT

 TUGAS MEMBUAT PROPOSAL BIAYA LISTRIK


Gambar instalasi


Gambar etiket

Bahan-bahan


Tugas:
Gambarkan instalasinya dan buatkan rincian biayanya

***







Kamis, 27 Januari 2022

Menerapkan standard garis dan huruf gambar teknik (3.14)

Standar Garis

Dalam gambar teknik banyak sekali garis-garis yang masing-masing garis tersebut mempunyai arti atau makna yang berbeda, sehingga untuk menyamakan arti dari garis tersebut harus dibuat suatu standar yang menjadi acuan untuk membuat atau membaca gambar teknik.

 

Dari ukurannya, garis terbagi menjadi dua yaitu garis tebal dan garis tipis yang digunakan berdasarkan besar kecilnya gambar. Beberapa ukuran garis yaitu 0.25, 0.35, 0.5, 0.7, dan lain-lain. Yang biasa kita gunakan adalah ukuran 0.5 dan 0.7

 

Dalam standar CAD, ketebalan garis mempunyai arti sebagai berikut:

1. Garis paling tipis (0.18mm), digunakan untuk pola, tekstur material

2. Garis tipis (0.25mm), digunakan untuk dimensi, garis tengah, garis kontur, objek jauh

3. Garis sedang (0.35mm), digunakan untuk teks, garis-garis objek latar

4. Garis tebal (0.5mm), digunakan untuk objek utama, garis potong, potongan, judul gambar

5. Garis paling tebal (0.7mm), digunakan untuk judul

 

Macam-macam garis yang dapat digunakan untuk menggambar teknik diantaranya adalah:

1. Garis kontinyu tipis, garis ini biasa digunakan untuk garis bantu, garis petunjuk, garis batas potong

2. Garis kontinyu tebal, garis ini biasa digunakan untuk garis objek, garis nyata, garis tepi, garis arsir

3. Garis putus-putus tipis maupun tebal, garis ini biasa digunakan untuk garis objek yang terhalang, garis nyata yang terhalang, garis batas yang terhalang

4. Garis putus-putus dengan titik, garis ini biasa digunakan untuk garis sumbu, bidang potong, garis lintasan

5. Garis putus-putus dengan dua titik, garis ini biasa digunakan untuk garis objek di depan bidang potong, garis sistem, garis kedudukan benda bergerak

6. Garis kontinyu zigzag, garis ini biasa digunakan sebagai garis batas bidang terpotong


Huruf dan Angka

 Huruf dan angka pada suatu gambar digunakan untuk memperjelas maksud dari sebuah gambar ataupun keterangan gambar dalam etiket (kepala gambar). Karena pentingnya penjelasan gambar tersebut, penulisannya harus jelas dan terbaca sesuai dengan ketentuan. 




***


 

Ukuran Kertas dan Peralatan Gambar Teknik (3.13)

Gambar Teknik

 

Ketika kita melihat suatu gambar pemandangan, mungkin akan tampak jelas terlihat gambar yang dimaksud si seniman. Tetapi bagaimana bila gambar tersebut adalah berupa garis dan angka, untuk memahami apa yang tercantum di dalamnya harus diketahui terlebih dahulu cara membaca gambar tersebut. Biasanya gambar yang berupa garis dan angka tersebut disebut gambar teknik.

 

Dalam gambar teknik, angka-angka yang tercantum di dalamnya merupakan ukuran-ukuran seperti ketinggian, ketebalan, panjang, lebar, dan lain-lain. Kadangkala ditambahkan tulisan ataupun arsiran untuk memperjelas apa yang dimaksud oleh si penggambar.  Sehingga dibentuklah standar-standar agar setiap orang yang membaca suatu gambar dapat mempunyai pengertian ataupun kesepahaman yang sama.

 Contoh gambar teknik:

 


Kertas Gambar

 Kertas gambar merupakan sarana untuk meletakkan gambar/tulisan. Kertas gambar memiliki beragam ukuran yang tersedia dan sudah merupakan ukuran yang distandarkan. Ukuran-ukuran kertas tersebut (dalam centimeter) adalah sebagai berikut:

1.Ukuran kertas A0 dalam cm adalah 118,9 cm x 84,1 cm

2.Ukuran kertas gambar A1, setengah dari ukuran kertas A0 yaitu 84,1 cm x 59,4 cm 

3.Ukuran kertas gambar A2, setengah dari ukuran kertas gambar A1 yaitu 59,4 cm x 42,0 cm

4.Ukuran kertas gambar A3, setengah kali ukuran kertas gambar A2 yaitu 42,0 cm x 29,7 cm

5.Ukuran kertas gambar A4, setengah kali ukuran kertas gambar A3 yaitu 29,7 cm x 21,0 cm

6.Ukuran kertas gambar A5, setengah kali ukuran kertas gambar A4 yaitu 21,0 cm x 14,8 cm


Peralatan Gambar

 

Untuk membuat gambar teknik secara manual dapat digunakan alat-alat gambar seperti: penggaris, penghapus, pensil, jangka, dan lain sebagainya seperti tampak pada gambar berikut:

 
Pada masa sekarang ini, gambar teknik biasanya dikerjakan dengan menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia di internet yang berbayar ataupun gratis. Beberapa contoh aplikasi menggambar adalah LibreCAD, DraftSight, FreeCAD, NanoCAD dan lain-lain yang bisa anda lihat di https://www.downloadsoftwaregratisan.com/aplikasi-autocad/ 

 ***

 

Rabu, 26 Januari 2022

Karakteristik Terhadap Komponen

 

Karakteristik Komponen Terhadap Arus Bolak Balik (3.13)

 

Karakteristik Resistor terhadap arus AC:

1. Tegangan berubah-ubah secara sinusoidal (VR = Vm sin ωt)

2. Arus berubah-ubah secara sinusoidal (iR = VR/R = im sin ωt)

3. Arus dan tegangannya tidak ada beda fasa

 


VR = Vmax sin ωt

iR = VR / R = imax sin ωt

 

VR  = Tegangan pada resistor (V)

iR  = Arus pada resistor (A)

Vmax = Tegangan maksimum (V)

imax  = Arus maksimum (A)

R = resistansi Resistor (Ω)


Karakteristik Induktor terhadap arus AC:

1. Nilai hambatan pada suatu inductor (reaktansi induktif) tergantung pada frekuensi sudut arus dan nilai induktansi itu sendiri (XL = ωL)

2. Terdapat perbedaan sudut fasa antara tegangan dan arus yang melalui induktor

3. Tegangan pada inductor bernilai maksimum saat arus yang melaluinya nol

4. Arus pada inductor bernilai maksimum saat tegangan nol

 
XL = ωL

VL = Vm sin  ωt

IL = VL  / XL = Im sin ( ωt – 0.5Ï€)

 

XL = Reaktansi induktif (Ω)

ω = Kecepatan sudut (rad/s) = 2πf

L = induktansi inductor (L)

VL = tegangan pada inductor (V)

Vm = tegangan maksimum (V)

IL = arus yang melewati inductor (A)

Im = arus maksimum (A)

f = frekuensi sudut (Hz)


Karakteristik Kapasitor terhadap arus AC:

1. Nilai tahanan pada kapasitor (reaktansi kapasitif) bergantung pada besarnya nilai kapasitas kapasitor itu sendiri dan frekuensi sudut saat dilewati arus AC (XC = 1 / ωC)

2. Terdapat perbedaan sudut fasa antara tegangan dan arus yang melalui induktor

3. Tegangan pada inductor bernilai maksimum saat arus yang melaluinya nol

4. Arus pada inductor bernilai maksimum saat tegangan nol


XC = 1 / ωC

VC = Vm sin ωt

IC = VC / XC = Im sin (ωt + 0.5π)

 

XC = Reaktansi kapasitif (Ω)

C = Kapasitas kapasitor (F)

 IC =  Arus yang melewati kapasitor (A)

Im = Arus maksimum (A)

VC = Tegangan pada kapasitor (V)

Vm = Tegangan maksimum (V)

t = waktu (s)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

 

***




Arus Bolak Balik

 

Arus Bolak Balik (3.12)

 

Arus bolak balik yang biasa di sebut dengan arus AC (Alternating Current) adalah arus yang arahnya selalu berubah-ubang membentuk suatu gelombang sinusoidal. Arus ini merupakan hasil pengembangan dari seseorang yang bernama Nikola Tesla.

 

Bentuk gelombang AC yang sinusoidal:

Karakteristik arus AC antara lain:

1. Nilai arus yang selalu berubah-ubah

2. Polaritas yang berubah-ubah

3. Membentuk gelombang sinusoidal yang berubah terhadap waktu


***

Senin, 24 Januari 2022

Mikroprosesor

Mikroprosesor adalah suatu IC yang terintegrasi dalam satu chip yang berfungsi sebagai unit pusat pemrosesan. Mikroprosesor akan memproses segala perintah logika dan memberikan hasilnya sesuai dengan apa yang diprogramkan. Di dalam mikroprosesor terdapat unit-unit yang akan memproses segala perintah yang diberikan. Unit-unit tersebut adalah Arithmetic and Logic Unit (ALU), Control Unit (CU), dan Register Unit (RU).

Berikut ini merupakan diagram blok dari mikroprosesor

Prinsip Kerja Mikroprosesor

Perintah START pada port input akan memerintahkan CU untuk mengambil instruksi yang tersimpan di memory, instruksi tersebut akan diolah oleh ALU bila dibutuhkkan tempat penyimpanan sementara dalam prosesnya akan menggunakan RU sebagai penyimpanannya, setelah pengolahan selesai perintah STOP akan mengatur CU untuk mengeluarkan nya pada port output. Output sendiri dapat berupa instruksi untuk menyimpan dalam memory.


Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah penggambungan dari prinsip kerja mikroprosesor disertai penempatan device input/output unitnya dalam satu chip/modul.

 

Perbedaan Mikroprosesor dan Mikrokontroler

-Mikroprosesor

Sebagai pusat pengolahan data/instruksi yang diberikan oleh device input dimana unit fungsionalnya hanya ALU, CU dan RU sehingga untuk melaksanakan tugasnya kadangkala harus disertai device output

-Mikrokontroler

Mampu menyelesaikan tugasnya sendiri karena sudah memiliki peripheral dalam satu chip sehingga mikrokontroler kadang disebut juga SoC (System on Chip) dimana unit fungsionalnya adalah Register, CU, ALU, RAM, ROM, IO Port, DAC, ADC, Counter, Timer

 

Mikrokontroler ESP32

ESP32 merupakan salah satu contoh mikrokontroler yang dikeluarkan oleh Espressif System. ESP32 adalah system on chip yang menyediakan pula fasilitas wifi dan Bluetooth dengan daya rendah menggunakan mikroprosesor Tensilica Xtensa LX6 dual core ataupun single core dengan clock rate hingga 240MHz.

 

Struktur Mikrokontroler ESP32

ESP32 bekerja dengan daya rendah memiliki banyak fitur sehingga popular digunakan sebagai aplikasi IOT (Internet of  Things). Berikut ini merupakan struktur dari mikrokontroler ESP32 


Input Output Mikrokontroler ESP32 

Sebagai anggota dari mikrokontroler, tentu saja dilengkapi oleh kelengkapan input/outputnya mulai dari ADC (Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), I2C (Inter Integrated Circuit), I2S (Inter IC Sound), PWM (Pulse Width Modulation), dan masih banyak lagi

Secara fisik mikrokontroler ESP32 Dev Module memiliki 30 pin input/output, 2 buah tombol reset, dan 1 port USB. Untuk penomorannya tidak berurutan seperti bagaimana pin pada suatu IC, sehingga disarankan untuk menyimpan file dari gambar pin input/output. GPIO (General Purpose IO) nomor 2 terhubung langsung dengan sebuah LED yang sudah terpasang pada badan ESP32. Sehingga dapat digunakan sebagai indicator untuk suatu program sederhana.

  

Berikut ini pin input/output ESP32 node mcu



Berikut ini merupakan contoh sederhana untuk membuat program menggunakan aplikasi Arduino IDE menggunakan I/O.

1. Contoh program LED berkedip

int LED_BUILTIN = 2;

void setup()

{

pinMode (LED_BUILTIN, OUTPUT);

Serial.begin(115200);

}

void loop()

{

digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH);

Serial.println("ON");

delay(500);

digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW);

Serial.println("OFF");

delay(1000);

}

 

 2. Contoh program input serial

int nilai;

 

void setup()

{

  Serial.begin(9600);

}

 

void loop()

{

  if (Serial.available()>0)

  {

    nilai=Serial.read();

    switch (nilai)

    {

      case '1':

        Serial.println("satu");

        break;

      case '2':

        Serial.println("dua");

        break;

      case '3':

        Serial.println("tiga");

        break;

    }

  }

}

  

***