Senin, 24 Februari 2020

GAMBAR KERJA


Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI/Genap


LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA

Lembar Kerja/Gambar kerja adalah gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan antara ide ke dalam wujud fisik. Gambar kerja harus dipahami oleh semua personel yang terlibat dalam proses pembangunan fisik. Gambar kerjapun terdiri dari berbagai unsur yang memuat informasi mengenai dimensi, bahan dan warna. Gambar kerja akan membantu wirausaha untuk menciptakan wujud fisik sesuai dengan ide. Dengan bantuan gambar kerja, seorang wirausaha tidak perlu untuk mengawasi setiap detail dari semua unsur pembangunan, karena akan menyita waktu dan tidak efisien. Maka dari itu, gambar kerja harus bisa dibaca dan dipahami oleh pelaksana. 

A. Konsep Lembar Kerja / Gambar Kerja

Banyak cara manusia menyampaikan semua pemikiran atau maksudnya. Baik secara lisan (suara) yang bersifat abstrak maupun lewat sebuah alat atau berupa visual (gambar atau tulisan). Sejak dahulu gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antara individu manusia hingga sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang teknik . 
Desain produk atau dalam bahasa keilmuan disebut Desain Produk Industri, atau bisa juga dikatakan dengan Gambar Kerja merupakan bidang keilmuan yang menentukan bentuk dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan kemampuan proses produksi pada industry yang memproduksinya. Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik yang bisa juga disebut dengan bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa gambar teknik harus dapat menjelaskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. 

Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan/dikerjakan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing, gambar kerja merupakan penyempurnaan  dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Shopdrawing ini juga bisa digunakan sebagai dasar pembayaran/penagihan kepada pemilik proyek. 
Gambar kerja merupakan awal sebuah pekerjaan yang menyangkut konstruksi, meliputi bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara detail. Potongan-potongan gambar sekecil apapun merupakan sebuah item pekerjaan yang berguna untuk menghindarkan kerancuan yang membingungkan pihak-pihak yang berkepentingan. Unsur karya seni berupa foto atau gambar yang disusun di atas karton dan siap difoto untuk dijadikan bahan cetakan, seperti iklan cetak, poster dan kemasan. 

Fungsi gambar kerja sebagai sumber informasi memiliki makna bahwa gambar kerja harus mampu menghubungkan perancang dengan orang yang mempergunakannya, harus berisi keterangan-keterangan yang pasti, tidak boleh menimbulkan keragu-raguan. Jenis produk yang beraneka ragam  mengakibatkan pekerja akan kesulitan untuk menentukan arti gambar yang tidak lengkap. Lambang-lambang harus dipergunakan daripada catatan-catatan dalam suatu bahasa dan pengertiannya harus seragam secara Internasional. Dalam membuat standar, hal yang penting adalah sampai sejauh mana kepastian tersebut dapat dipromosikan dengan ketentuan kondisi optimal dari standar harus ditetapkan.
Gambar Teknik merupakan suatu bentuk ungkapan gagasan atau pemikiran mengenai suatu sistim, proses, cara kerja, konstruksi, diagram, rangkaian dan petunjuk yang bertujuan untuk memberikan instruksi dan informasi yang dinyatakan dalam bentuk gambar, atau lukisan teknis. 


B. Tujuan Gambar Kerja

Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan, walaupun gambar itu dibuat tanpa dasar apapun, akan tetapi persepsi orang melihatnya pasti akan berbeda-beda. Tujuan gambar teknik untuk membuat orang berpikir satu tujuan. Misalnya, gambar kerja denah rumah, sudah pasti setiap yang melihat akan  beranggapan ini adalah langkah awal sebelum menjadi sebuah rumah nyata. Adapun fungsi gambar teknik secara umum, diantaranya : 
Alat Komunikasi 
Arsip Perencana 
Menyampaikan Informasi 
Instruksi 

Fungsi gambar yang mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk menyatakan maksud atau pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang pokok di kalangan orang-orang teknik maka gambar di sebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjanan teknik. Penyampaian informasi dengan gambar harus sesingkat-singkatnya, selengkap-lengkapnya, dan sejelas-jelasnya. Penyampaian informasi dengan gambar banyak memakai simbol-simbol standar, maka penting bagi penulis maupun pembaca agar mengetahui dan memahami apa maksud dari lambang-lambang yang tertera. Tujuan penggunaan gambar teknik adalah menterjemahkan gambar desain menjadi gambar terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian produksi, menghitung biaya, penggunaan material dan sebagainya. Gambar teknik memiliki tiga fungsi, yaitu menyampaikan informasi, bahan dokumentasi dan menuangkan gagasan untuk pengembangan . 


C. Langkah Pembuatan Gambar Kerja

Gambar Kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan atau dikerjakan di lapangan. Gambar ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut dengan shopdrawing. Gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Konsep Abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian gambar dan dianalisis secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna. Kerja seorang perancang diawali dengan pembuatan sketsa. Gambar kasar tersebut kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus dibuat dan bagaimana metode pembuatannya. Desainer juga harus memberikan rincian banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keterangan-keterangan dengan detail. Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah gambar kerja

Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru gambar (drafter) yang bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada gambar secara ringkas namun mencukup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi dengan perancang atau perencana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada gambar. Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha. 

Langkah-langkah wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk nyata, diantaranya : 
a) Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar 
b) Menetapkan ide atau gagasan 
c) Membuat gambar produk 
d) Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lainnya 
e) Menganalisanya mengenai contoh produk tersebut 
f) Evaluasi jika ada kekurangannya 


D. Prototype Produk

Prototype produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk, tahapan ini sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototype tersebut.
Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan  suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers). Prototype adalah sebuah contoh atau model awal dari produk. Prototype membuat ide yang abstrak menjadi bentuk nyata yang lebih kongkrit. Dalam design thinking, tidak cukup hanya memikirkan ide, mendiskusikan dan membicarakannya saja. Perlu langkah  konkrit untuk membuatnya menjadi nyata. 
Tujuan membuat prototipe bukanlah untuk menguji produk yang sudah selesai, tujuan membuat prototipe adalah untuk belajar. Menemukan kesalahan dan kegagalan sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar. 


Tahapan-Tahapan Prototype

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final. 

Tahapan prototype: 
a) Pendefinisian produk, merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen. 
b) Working model, dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototype rekayasa.
c) Prototipe rekayasa (engineering prototype), dibuat seperti halnya working model namun mengalami  perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
d) Prototipe produksi (production prototype), bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya. 
e) Qualified production item, dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum. 

Minggu, 23 Februari 2020

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER


Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3)
Mata Pelajaran : Pemograman, Mikroprosesor dan Mikrokontroler
Kelas XI / Genap


PENGERTIAN MIKROKONTROLER

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.

Blok diagram mikrokontroler secara umum digambarkan sebagai berikut:



FUNGSI MIKROKONTROLER

Beberapa fungsi mikrokontroler yaitu :
• Sebagai Counter
• Sebagai Decoder dan Encoder
• Sebagai Flip –  Flop
• Sebagai Pembangkit Osilasi
• Sebagai Timer / Pewaktu
• Sebagai ADC ( Analog Digital Converter )


JENIS – JENIS MIKROKONTROLER

1. MIKROKONTROLER AVR
Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC (Reduce Instruction Set Computer) inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock.

Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki berbagai kelebihan dan merupakan penyempurnaan dari arsitektur mikrokontroler-mikrokontroler yang sudah ada.

2. MIKROKONTROLER MCS-51
Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler CISC (Complex Instruction Set Computer). Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock.

Mikrokontroler MCS51 buatan Atmel terdiri dari dua versi, yaitu versi 20 kaki dan versi 40 kaki. Semua mikrokontroler ini dilengkapi dengan Flash PEROM (Programmable Eraseable Read Only Memory) sebagai media memori-program, dan susunan kaki IC-IC tersebut sama pada tiap versinya.


3. MIKROKONTROLER PIC
Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640.

PIC memungkinkan Anda untuk mengontrol perangkat output ketika mereka dipicu oleh sensor dan switch. Program dapat dihasilkan dengan menggunakan diagram alur dalam perangkat lunak komputer, yang kemudian dapat di-download ke dalam chip PIC. Mereka dapat ditulis ulang sebanyak yang Anda inginkan. Memori jenis ini disebut memori flash.

4. MIKROKONTROLER ARM
ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32­bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine). Pada awalnya ARM prosesor dikembangkan untuk PC (Personal Computer) oleh Acorn Computers, sebelum dominasi Intel x86 prosesor­ Microsoft di IBM PC






Selasa, 18 Februari 2020

PENYAKIT SAAT PKL


Safety Industri

Resiko Penyakit Tipes Saat PKL
Semester genap bagi siswa kelas XI adalah waktu akan melaksanakan PKL atau biasa disebut Prakerin. Terutama bagi siswa yang berlokasi jauh dengan tempat PKL sehingga harus indekos maka sakit gejala tipes akan sangat rentan dan harus menjadi perhatian karena banyak dialami oleh siswa.

Tipes dan Deman Berdarah
Dalam dunia medis khususnya untuk orang awam, ada dua jenis penyakit demam tinggi yang punya gejala mirip, yaitu tipes dan demam berdarah. Kedua jenis penyakit yang ditandai dengan demam tinggi ini  baru bisa dipastikan penyebabnya setelah setidaknya 3 hari untuk dilakukan tes darah. Demam berdarah punya ciri khas kandungan trombosit saat cek darah, sedangkan sakit tipes bisa diidentifikasi dari kandungan leukosit dalam darah.

Penyakit tipes biasanya dipicu oleh daya tahan tubuh yang drop, makan tidak teratur, kurang istirahat sehingga membuat bakteri Salmonella typhi bisa tumbuh dan berkembang dalam saluran pencernaan kita. Bakteri ganas ini biasanya menyebar melalui makanan dan minuman yang sudah kotor.

Gejala dan Pencegahan Tipes
Saat Anda mulai merasakan tubuh yang tidak enak badan, kemudian meriang dan bisa semakin membuat tubuh lemas dan suhu makin naik, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada kesehatan Anda yaitu, demam biasa, demam berdarah atau tipes.

Sebelum 3 hari, penyakit tipes belum kelihatan. Seringkali keluhan lain ikut menyertai seperti  diare, mual, sakit perut, sakit kepala, tubuh lemah, susah tidur dan sebagainya.

Jika belum jelas sakit tipes atau bukan, biasanya dokter akan memberikan obat penurun panas, dan setelah memastikan hasil lab bahwa pasien menderita tipes baru dilakukan pengobatan yang spesifik karena jika terlambat penanganan akan berbahaya. Komplikasi sakit serius seperti pendarahan internal atau pecahnya sistem pencernaan (usus) adalah efek dari keterlambatan penanganan tipes yang harus diwaspadai.


Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Tipes
Jika terdeteksi sakit tipes, maka untuk mempercepat proses penyembuhan langkah sederhana berikut ini bisa dilakukan (di rumah/rawat jalan jika tipes stadium awal)

Istirahat cukup, makan teratur dan minum banyak air putih
Jaga kebersihan dengan rutin cuci tangan teratur dengan sabun desinfektan
Penyakit tipes termasuk jenis penyakit yang mudah kambuh karena disebabkan oleh kemampuan bakteri Salmonella typhi untuk bertahan hidup di dalam saluran usus dalam waktu lama, sehingga jika gaya hidup kita tidak sehat maka mudah terpicu untuk kambuh kembali.

Tipes berisiko terhadap komplikasi penyakit berikut ini:

  • Pendarahan sistem pencernaan dari dalam
  • Infeksi saluran pencernaan yang menyebar ke jaringan sekitarnya
  • Stadium lanjut usus atau sistem pencernaan bisa pecah.

Gejala komplikasi tipes yang perlu diwaspadai biasanya seperti berikut ini:
Untuk komplikasi pendarahan seringkali diawali dengan gejala sesak napas. Pasien mudah lelah kadang diikuti muntah darah, kulit pucat, denyut jantung tidak teratur. Dalam tahap lanjut tinja bisa berwarna hitam pekat. Kondisi ini membutuhkan pengobatan dalam bentuk operasi perbaikan pencernaan.
Untuk komplikasi dinding sistem pencernaan terluka atau berlubang bisa berisiko kematian ditandai dengan infeksi dalam darah (sepsis), mual dan muntah dan masuk kategori gawat darurat.

Tipes stadium awal dimulai dari 1-2 minggu sejak demam awal terjadi dan membutuhkan pengobatan antibiotik rutin selama perawatan di rumah. Walaupun biasanya gejala berkurang setelah 2-3 hari mengonsumsi antibiotik, namun pengobatan dan perawatan di rumah harus berjalan dengan baik yang meliputi: istirahat cukup, makan teratur (porsi kecil sering atau porsi banyak cukup 3x sehari) dan minum banyak air putih serta cuci tangan teratur dengan sabun dan air agar steril dari bakteri.

Pengobatan tipes sebenarnya sederhana, cukup dengan antibiotik, makan teratur, istirahat cukup dan menjaga kebersihan. Namun karena sederhana di atas banyak yang mengabaikan dan tidak disiplin, padahal jika tidak disiplin mengikuti saran dokter, tipes bisa mematikan.

sumber:
www.cermati.com

Minggu, 16 Februari 2020

POWER AMPLIFIER

Mata Pelajaran : Penerapan Sistem Radio dan Televisi
Kelas XI / Genap


POWER AMPLIFIER (PENGUAT DAYA) 

Power Amplifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penguat Daya adalah sebuah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat atau memperbesar sinyal masukan. Di dalam bidang Audio, Power Amplifier akan menguatkan sinyal suara yang berbentuk analog dari sumber suara (Input) menjadi sinyal suara yang lebih besar (Output). Sumber sinyal suara yang dimaksud tersebut dapat berasal dari alat-alat Tranduser seperti Mikrofon yang dapat mengkonversikan energi suara menjadi sinyal listrik ataupun Optical Pickup CD yang mengkonversikan getaran mekanik menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang berbentuk sinyal AC tersebut kemudian diperkuat arus (I) dan tegangannya (V) sehingga menjadi Output yang lebih besar. Besaran penguatannya ini sering disebut dengan istilah gain.
Gain yang biasanya dilambangkan dengan G dengan satuan decibel (dB) ini merupakan hasil bagi dari daya di bagian Output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk-bentuk frekuensi listrik AC. Bentuk Rumusnya adalah sebagai berikut :

G = 10 log (Pout/Pin)

Dimana :

G = Gain dalam satuan dB
Pout = Power atau daya pada bagian Output
Pin = Power atau daya pada bagian Input

Desibel adalah satuan yang menggambarkan suatu perbandingan atau Rasio. Secara definisi, Desibel yang sering disingkat dengan “dB” ini dapat diartikan sebagai “Perbandingan antara dua besaran dalam skala Logaritma”.

Sebuah Amplifier atau Penguat Daya dikatakan memiliki fidelitas tinggi (High Fidelity) apabila menghasilkan sinyal keluaran (output) yang bentuknya persis sama dengan sinyal masukan (input). Perbedaannya hanya pada tingkat penguatan pada amplitudo atau tegangannya saja. Jadi dengan kata lain, yang dimaksud dengan fidelitas adalah kemiripan bentuk keluaran hasil replika terhadap sinyal masukan.

Efisiensi pada penguat daya adalah efisiensi daya dari sebuah penguat yang dinyatakan dengan besaran rasio atau persentasi dari Output Daya dengan Input Daya. Sebuah Power Amplifier atau Penguat Daya dikatakan memiliki efisiensi tinggi atau 100% efisiensinya apabila tidak terjadi kehilangan daya pada proses penguatannya.


JENIS POWER AMPLIFIER

Penguat Daya Kelas A (Class A Power Amplifier)
Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.

Umumnya, Penguat Kelas A menggunakan transistor single (transistor bipolar, FET, IGBT) yang terhubung secara konfigurasi Common Emitter (Emitor Bersama). Letak titik kerja (titik Q) berada di pusat kurva karakteristik atau berada pada setengah Vcc (Vcc/2) dengan tujuan untuk mengurangi distori pada saat penguatan sinyal.  Penguat Kelas A ini menguatkan sinyal Input satu gelombang penuh atau 360°.

Untuk mencapai Linearitas dan Gain yang  tinggi, Amplifier Kelas A ini mengharuskan Transistor dalam keadaan aktif selama siklus AC. Hal ini menyebabkan pemborosan dan pemanasan yang berlebihan sehingga menyebabkan ketidakefisienan. Efisiensi Penguat/Amplifier kelas A ini hanya berkisar sekitar 25% hingga 50%.

Penguat Daya Kelas B (Class B Power Amplifier)
Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja (Q-point) berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini  memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 78,5%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.

Penguat Daya Kelas AB (Class AB Power Amplifier)
Seperti namanya, Penguat kelas AB adalah gabungan dari penguat kelas A dan penguat kelas B. Penguat kelas AB ini merupakan kelas penguat yang paling umum digunakan pada desain Audio Power Amplifier. Titik kerja penguat kelas AB berada diantara titik kerja penguat kelas A dan titik kerja penguat kelas B,  sehingga Penguat kelas AB dapat menghasilkan penguat sinyal yang tidak distorsi seperti pada penguat kelas A dan mendapatkan efisiensi daya yang lebih tinggi seperti pada penguat kelas B. Penguat Kelas AB menguatkan sinyal dari 180° hingga 360° dengan efisiensi daya dari 25% hingga 78,5%.

Penguat Daya Kelas C (Class C Power Amplifier)
Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya.

Penguat Daya Kelas D (Class D Power Amplifier)
Penguat daya kelas D ini menggunakan penguatan dalam bentuk pulsa atau biasanya disebut dengan teknik Pulse Width Modulation (PWM), dimana lebar pulsa ini proposional terhadap amplitudo sinyal input yang pada tingkat akhirnya sinyal PWM akan menggerakan transistor switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya. Secara teoritis, Penguat kelas D dapat mencapai efisiensi daya 90% hingga 100% karena transistor yang menangani penguatan daya tersebut bekerja sebagai Switch Binary yang sempurna sehingga tidak terjadi pemborosan waktu saat transisi sinyal dan juga tidak ada daya yang diboroskan saat tidak ada sinyal input. Transistor yang digunakan untuk Amplifier kelas D ini umumnya adalah transistor jenis MOSFET.  Suatu Penguat Kelas D umumnya terdiri dari sebuah  generator gelombang gigi gergaji, Komparator, Rangkaian Switch dan sebuah Low Pass Filter.

Meskipun dapat menghasilkan efisiensi daya yang tinggi, Penguat Kelas D ini memerlukan sumber catu daya yang stabil dan respon frekuensi tingginya sangat tergantung pada impedansi Speaker (Pengeras Suara).



sumber
www.teknikelektronika.com


Sabtu, 15 Februari 2020

TUNER RADIO PENERIMA


Mata Pelajaran : Penerapan Sistem Radio dan Televisi
Kelas XI / Ganjil


Tuner Pada Sistem Radio Penerima

Tuner adalah subsistem yang menerima transmisi frekuensi radio (RF) seperti siaran radio dan mengubah frekuensi pembawa yang dipilih dan bandwidth terkait menjadi frekuensi tetap yang sesuai untuk diproses lebih lanjut, biasanya karena frekuensi yang lebih rendah digunakan pada output. Transmisi siaran FM / AM biasanya mengumpan frekuensi menengah ini (IF) langsung ke demodulator yang mengubah sinyal radio menjadi sinyal frekuensi audio yang dapat dimasukkan ke dalam amplifier untuk menggerakkan pengeras suara .

Tuner paling sederhana terdiri dari sebuah induktor dan kapasitor yang terhubung secara paralel, di mana kapasitor atau induktor dibuat menjadi variabel. Ini menciptakan sirkuit resonansi yang merespons arus bolak-balik pada satu frekuensi. Dikombinasikan dengan detektor , juga dikenal sebagai demodulator (dioda D1 di sirkuit), itu menjadi penerima radio paling sederhana, sering disebut set kristal .

Model yang lebih lama akan mewujudkan penyetelan manual dengan menggunakan kapasitor variabel yang dioperasikan secara mekanis. Seringkali beberapa bagian akan disediakan pada kapasitor tuning, untuk menyempurnakan beberapa tahap dari penerima secara bersamaan, atau untuk memungkinkan peralihan di antara pita-pita frekuensi yang berbeda. Metode selanjutnya menggunakan potensiometer yang memasok tegangan variabel ke dioda varactor di osilator lokal dan sirkuit tangki tuner ujung depan, untuk penyetelan elektronik.

Penala radio modern menggunakan penerima superheterodyne dengan penyetelan dipilih dengan menyesuaikan frekuensi osilator lokal. Sistem ini menggeser frekuensi radio yang diinginkan menjadi frekuensi tetap sehingga dapat disetel dengan filter jalur -frekuensi-tetap. Masih kemudian, metode loop terkunci fase digunakan, dengan kontrol mikroprosesor .

Dalam penerima radio mandiri untuk audio, sinyal dari detektor setelah tuner dijalankan melalui kontrol volume dan ke tahap penguat. Penguat memberi makan speaker internal atau headphone. Dalam komponen tuner dari sistem audio (misalnya, sistem kesetiaan rumah yang tinggi atau sistem alamat publik di gedung), output dari detektor dihubungkan ke sistem eksternal yang terpisah dari amplifier dan speaker.

Pita FM audio siaran ( 88 - 108 MHz di sebagian besar negara) memiliki frekuensi sekitar 100 kali lebih tinggi daripada pita AM dan menyediakan ruang yang cukup untuk bandwidth 50 kHz. Bandwidth ini cukup untuk mentransmisikan kedua saluran stereo dengan hampir seluruh jangkauan pendengaran . Terkadang, subcarrier tambahan digunakan untuk transmisi audio atau data yang tidak terkait. Sinyal audio kiri dan kanan harus digabungkan menjadi satu sinyal yang diterapkan pada input modulasi pemancar; ini dilakukan dengan menambahkan sinyal subcarrier yang tidak terdengar ke sinyal siaran FM. Stereo FM memungkinkan saluran kiri dan kanan untuk ditransmisikan. Ketersediaan stereo FM, pita siaran VHF yang lebih tenang, dan kesetiaan yang lebih baik mengarah ke spesialisasi siaran FM dalam musik, cenderung meninggalkan siaran AM dengan materi kata-kata yang diucapkan.



Sumber:
www.en.wikipedia.org

LTMPT DAN SNMPTN


Pendaftaran LTMPT dan verifikasi Data

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) menerapkan pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN) 2020 melalui registrasi akun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( LTMPT).

Registrasi akun LTMPT untuk SNMPTN telah dibuka sejak Senin (2/12/2019) hingga 7 Januari 2020. Dalam proses registrasi akun LTMPT, dihimbau kepada peserta untuk mempersiapkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), dan tanggal lahir. Selanjutnya, siswa diminta melakukan aktivasi akun menggunakan email.

Jika telah berhasil, langkah berikutnya yakni verifikasi dan validasi akun LTMPT.
Berikut registrasi akun siswa:
1. Buka laman https://portal. ltmpt.ac.id dan pilih tautan "Daftar di sini"
2. Pilih menu siswa
3. Masukkan NISN, NPSN, dan tanggal lahir. Tekan tombol "Selanjutnya"
4. Masukkan email aktif dan password. Setelah selesai mengisi kolom yang tersedia, klik "Daftar"
5. Setelah itu muncul notifikasi aktivasi akun
6. Buka inbox/spam email peserta. Kemudian, lakukan aktivasi akun
7. Setelah akun aktif, lakukan login ke situs https://portal.ltmpt.ac.id

Verifikasi Data Siswa
1. Login ke laman https://portal.ltmpt.ac.id menggunakan email dan password yang telah didaftarkan sebelumnya
2. Kemudian, peserta akan diarahkan menuju dashboard portal LTMPT. Pilih menu Verifikasi dan Validasi Data Sekolah atau Siswa (VERVAL)
3. Pada halaman verifikasi data siswa. Periksa data peserta dengan cermat. Isi kolom NIK, agama, alamat, nomor telepon, dan kolom yang masih kosong. Apabila ada kesalahan data, lakukan perubahan melalui sekolah peserta. Kemudian tekan tombol "Perbarui Data". 4. Tekan tombol selanjutnya untuk berpindah ke halaman verifikasi riwayat sekolah. Mohon untuk memeriksa kevalidan data. Jika terdapat kesalahan mohon untuk melakukan perbaikan melalui sekolah. Kemudian, tekan tombol "Perbarui Data".
5. Tekan tombol "Selanjutnya" untuk berpindah ke halaman unggah pas foto. Unggah pas foto terbaru yang sesuai dengan ketentuan.
6. Tekan tombol "Selanjutnya" untuk melanjutkan ke prosedur penyesuaian pas foto.
7. Pilih tombol "Selanjutnya" untuk melanjutkan ke halaman konfirmasi data.
8. Pastikan data yang terisi sudah benar. Jika sudah yakin, centang pernyataan dan tekan tombol "Simpan permanen".
9. Jika sudah, maka data peserta tidak dapat diubah kembali.

Disarankan dapat mengisi pendaftaran SNMPTN (syarat-syarat pendaftaran  di http://www.snmptn.ac.id/) sebelum mendekati hari H-3, karena biasanya setelah H-3 akan banyak siswa yang mengisi data, sehingga server akan down dengan ciri-ciri log out sendiri saat pengisian data, dan berpengaruh terhadap kesalahan pengisian yang sedang dilakukan siswa.



Jumat, 14 Februari 2020

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR DAN MIKROKONTROLLER


Mata Pelajaran : Teknik Pemrograman, Mikroprosesor dan Mikrokontroller
Kelas X / Semester Genap

Mikroprosesor dan Sistim Mikroprosesor

Mikroprosesor dalam perkembangan dunia komputer digital disebut sebagai Central Processing Unit (CPU). Mikroprosesor diberi sebutan CPU karena fungsinya sebagai unit pemroses pusat. CPU bekerja sebagai pusat pemroses dan pengendali bekerjanya sistim komputer. Sebagai salah satu jenis chip dari berbagai jenis chip yang telah diproduksi, mikroprosesor sering juga diberi sebutan Microprocessor Unit (MPU). CPU atau MPU merupakan komponen utama dari sebuah komputer.

Sebuah mikroprosesor secara internal dikonstruksi dari tiga bagian penting yaitu :
1. Arithmetic Logic Unit (ALU), bagian yang bekerja melaksanakan operasi aritmetika dan operasi logika. Operasi aritmetika meliputi operasi penjumlahan (ADD atau ADD with Carry), pengurangan (SUB atau SUB with Borrow), perkalian (MUL), dan pembagian (DIV). Sedangkan operasi logika meliputi operasi logika AND, OR, XOR, COMPLEMEN, NEGATE.

2. Register Unit (RU), sebuah memori tempat menyimpan data dan tempat menyimpan
hasil operasi. Register khusus yang bekerja sebagai tempat penampung hasil operasi pengolahan pada ALU disebut Akumulator.

3. Control Unit (CU), mengendalikan aliran data pada bus data dan bus alamat, kemudian menafsirkan dan mengatur sinyal yang terdapat pada bus pengendali.


Sistim Mikroprosesor

Mikroprosesor sebagai sebuah chip tidak bisa bekerja sendiri. Mikroprosesor memerlukan unit lain yaitu unit memori dan unit I/O. Dengan menggabungkan CPU, Memory Unit, dan I/O unit terbangun sebuah sistim yang disebut dengan sistim mikroprosesor.

Berikut ini merupakan blok diagram sebuah sistim mikroprosesor

CPU bekerja mengatur pengendalian dan proses alih data yang terjadi dalam sistim mikroprosesor. Alih data berlangsung melalui saluran yang disebut dengan data bus. Alih data bisa terjadi dari memori ke CPU atau dari I/O ke CPU atau sebaliknya dari CPU ke memori atau dari CPU ke I/O. Alih data dari memori atau dari I/O ke CPU dikenal sebagai proses baca (READ). Alih data dari CPU ke memori atau alih data dari CPU ke I/O dikenal sebagai proses tulis (WRITE). Proses Read atau proses Write dikendalikan melalui saluran yang disebut dengan Control bus. Bus alamat bekerja mengatur lokasi alamat memori atau I/O dari mana atau kemana data diambil atau dikirim.

Komputer mikro adalah salah satu contoh jenis sistim mikroprosesor. Untuk membangun fungsi sebagai komputer mikro, sebuah mikroprosesor juga harus dilengkapi dengan memori, biasanya memori program yang hanya bisa dibaca (Read Only Memory = ROM) dan memori yang bisa dibaca dan ditulisi (Read Write Memory = RWM), dekoder memori, osilator, dan sejumlah peralatan input output seperti port data seri dan paralel. Jadi komputer mikro adalah sebuah sistim mikroprosesor.

Pada komputer mikro Mikroprosesor berkomunikasi dengan memori dan port I/O
juga menggunakan saluran yang disebut dengan bus. Bus ada tiga jenis yaitu
1. bus data,
2. bus alamat,
3. dan bus kendali



Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah komputer mikro dalam satu chip tunggal. Mikrokontroler memadukan CPU, ROM, RWM, I/O paralel, I/O seri, counter-timer, dan rangkaian clock dalam satu chip tunggal. Mikrokontroler berbeda dengan mikroprosesor dalam beberapa hal. Mikrokontroler memadukan memori untuk menyimpan program atau data pheriperal I/O untuk berkomunikasi dengan alat luar. Pemanfaatan mikrokontroler saat sangat populer di
bidang kendali dan instrumentasi elektronik. Hal ini terjadi karena mikrokontroler memiliki keunggulan dan kemudahan dalam penggunaannya. Disamping harganya yang sangat murah dibandingkan sistim lainnya.


Mikrokontroller AT89C51
Mikrokontroler sebagai sebuah chip telah mengalami perkembangan baik dari sisi arsitektur, teknologi dan kemampuannya. Struktur internal sebuah mikrokontroler AT89C51 bisa dilihat pada gambar berikut


Perbedaan Mikroprosesor dan Mikrokontroller
Untuk melihat perbedaan konsep diantara mikroprosesor dan mikrokontroler di bawah ini ditunjukan tabel perbandingan konfigurasi, arsitektur, dan set instruksi diantara mikroprosesor Z-80 CPU dengan mikrokontroler AT89C51.


sumber:
www.staff.uny.ac.id

PEMROGRAMAN BERBASIS GRAFIK


Mata Pelajaran : Teknik Pemrograman, Mikroprosesor dan Mikrokontroller
Kelas X / Semester Genap


PROGRAM BERBASIS GRAFIK

GUI atau kepanjangannya Graphical User Interface merupakan sebuah media virtual yang terdapat pada komputer yang bisa membuat pemakai memberi tugas yang telah di tentukan pada komputer tersebut tanpa menuliskan perintah itu, tetapi memakai gambar yang telah disediakan.
Di dalam pemakaiannya si pemakai sangat tidak perlu mengetikkan perintah di komputer dengan teks, tapi cukup dengan gambar saja. Dengan memakai GUI, sebuah perintah bisa diubah menjadi lambang yang terdapat pada layar komputer anda dan ketika diklik itu bisa menjalankan perintahnya. Semua yang biasa kalian kerjakan seperti hal diatas itu disebut dengan GUI.
GUI ini berkembang di tahun 1981 oleh peneliti Alan Kay, Douglas Engelbart dan peneliti lainnya di Xerox. Sebelum GUI dibuat, komputer dijalankan hanya dengan menggunakan perintah yang diketik saja di layar monitor tersebut. Tidak semua orang bisa memakai cara ini dan cara ini dianggap kuang efisien bagi semua orang. Kegiatan inilah yang membuat orang berpikir untuk membuat suatu yang bisa dipakai orang banyak dengan cara yang gampang dibandingkan dengan cara yang pertama.

Prinsip pokok di dalam pemrograman yang berbasis GUI memiliki dua jenis, antara lain:

1. Visual Design
Di dunia komputer, user interface sangat penting dalam penggunaan karena si pemakai bisa berinteraksi dengan user interface tersebut tanpa harus tahu perintah program yang mendukung dan proses yang dikerjakannya. Dalam hal mendesain, yang paling dibutuhkan ialah tentang jenis dan fungsi dari control dan dasar menggambar object.

2. Event Driven Program
Pemrograman harus memastikan setiap kontrol bekerja terhadap aksi yang dikerjakan si pemakai. Konsep inilah yang biasa disebut dengan event driven program, karena bukan aplikasi itu sendiri yang menentukan tugasnya atau kejadian yang dibuat oleh si pemakai yang menentukan jalan kerjanya aplikasi itu.

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM).

Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat.

Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda.

Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tetapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan.

Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas.[1] Sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.

Berikut ini merupakan contoh program berbasis grafik


Contoh bahasa pemrograman dengan Visual Basic




sumber:
www. garudacyber.co.id
www. id.wikipedia.org

KUMPULAN TUGAS-TUGAS SEMESTER GENAP

TUGAS KELAS X
1. Tugas Menggambar Teknik Kelas 1 semester Genap / Tugas 15022020
2. Tugas Menggambar Teknik Kelas 1 semester Genap / Tugas 21022020
3. Tugas Menggambar Teknik Kelas 1 semester Genap / Tugas 17032020

TUGAS KELAS XI
1. Tugas Penerapan Sistem Radio dan Televisi / Tugas 16022020
    Jawaban dikirim melalui Lembar Jawaban Online
2. Tugas Pemrograman Mikrokotroler dan Mikroprosesor / Tugas 24022020
    Jawaban dikirim melalui Lembar Jawaban Online
3. Tugas Produk Kreatif dan Kewirausahaan/ Tugas 25022020
    Jawaban dikirim melalui Lembar Jawaban Online


TUGAS KELAS XII
Tugas Produk Kreatif dan Kewirausahaan / Tugas 19022020
Jawaban dikirim melalui Lembar Jawaban Online
Materi terkait


PREDIKSI UN 2020
Latihan Soal / Tugas 13032020


PERALATAN GAMBAR



Peralatan Gambar Teknik

1. Kertas Gambar
2. Pensil Gambar
3. Mistar gambar dan Penggaris segitiga (segitiga set)
4. Jangka
5. Rapidograph
6. Sablon ( Mall Huruf )
7. Busur Derajat
8. Meja gambar





Rabu, 12 Februari 2020

Isian data PKL 2020

Berikut ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan PKL 2020 update data PKL
Apakah nama anda sudah terdaftar?
Jika belum kirimkan dan daftarkan diri anda beserta rekan/teman PKL anda

Daftar Siswa Teknik Audio Video 2017-2019

Download Button

LEMBAR JAWABAN ONLINE

Karakteristik Arus Bolak Balik


Arus bolak-balik

Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah di mana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).

Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

Dalam sistem listrik arus  bolak-balik, jenis beban dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

1.Beban resistif (R)
2.Beban induktif (L)
3.Beban kapasitif (C)


Beban Resistif (R)

Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :

P = VI

Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I  = arus yang mengalir pada beban (A)

Pada gambar berikut menunjukkan Rangkaian Resistif Gelombang AC (a) dan Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Resistif (b)


Beban Induktif (L)

Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :

P = VI cos φ

Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I  = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan


Pada gambar berikut menunjukkan Rangkaian Induktif Gelombang AC (a) dan Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Induktif (b)
Untuk menghitung besarnya rektansi induktif (XL), dapat digunakan rumus :
XL = 2Ï€fL

Dengan :
XL = reaktansi induktif
F   = frekuensi (Hz)
L   = induktansi (Henry)


Beban Kapasitif (C)

Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :

P = VI cos φ

Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V= tegangan yang mencatu beban (volt)
I  = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan

Gambar berikut menunjukkan Rangkaian Kapasitif Gelombang AC (a) dan Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Kapasitif (b)


Untuk menghitung besarnya rektansi kapasitif (XC), dapat digunakan rumus :

Xc = 1 / (2Ï€fC)

Dengan :
XL = reaktansi kapasitif
f  = frekuensi
C  = kapasitansi (Farad)


sumber:
id.wikipedia.org
fisikakontekstual.com
saranabelajar.wordpress.com

Selasa, 11 Februari 2020

KI-KD Penerapan Sistem Radio dan Televisi 2

Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3) 
Mata Pelajaran : Penerapan Sistem Radio dan Televisi
Jam Pelajaran : 228 JP (@ 45 Menit)
Kelas XII

3.14 Menerapkan normalisasi system gambar terlevisi
4.14 Menguji perbedaan normalisasi system gambar terlevisi (CCIR, PAL, NTSC dan SECAM)
3.15 Menganalisis rangkaian catu daya rendah pada rangkaian penerima televisi
4.15 Mengukur tegangan catu daya rendah pada rangkaian penerima televisi
3.16 Menganalisis rangkaian catu daya tinggi pada rangkaian penerima televisi
4.16 Mengukur tegangan catu daya tinggi pada rangkaian penerima televisi
3.17 Menganalisis raster gambar pada system televisi
4.17 Menguji terjadinya raster gambar pada system televisi
3.18 Menganalisis pemrosesan sinyal warna warna pada televisi
4.18 Mengukur sinyal R, G, B pada card CRT atau monitor TV
3.19 Menganalisis terjadinya the ghosting pada layar monitor CRT televisi
4.19 Memperbaiki terjadinya the ghosting pada layar monitor CRT televisi
3.20 Menganalisis rangkaian penguat awal IF gambar.
4.20 Mengukur sinyal rangkaian penguat awal IF
3.21 Menganalisis rangkaian penguat akhir IF gambar
4.21 Mengukur sinyal rangkaian penguat akhir IF
3.22 Menganalisisrangkaian penguat suara pada penerima televisi
4.22 Menguji penguat suara pada penerima televisi
3.23 Menganalisis tabung gambar CRT dan layar gambar (LCD/LED)
4.23 Mengukur besaran-besaran listrik tabung gambar (CRT) dan layar gambar (LCD/LED)
3.24 Menerapkan perakitan pesawat penerima televisi
4.24 Merakit pesawat penerima televisi
3.25 Menerapkan system pengaturan antenna penerima sinyal televisi
4.25 Memasang macam-macam antenna penerima siaran televisi untuk multi access
3.26 Merancang antenna penerima televisi
4.26 Membuat antenna penerima televisi

KI-KD Penerapan Rangkaian Elektronika 2

Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3) 
Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Jam Pelajaran : 228 JP (@ 45 Menit)
Kelas XII


3.14 Menerapkan konsep teknologi Programmable Logic Devive (PLD) .
4.14 Mendemonstarsikan konsep teknologi Programmable Logic Devive (PLD)
3.15 Menganalisis Rangkaian Elektronika Daya dengan menggunakan Thyristor 
4.15 Menguji Rangkaian Elektronika Daya dengan menggunakan Thyristor
3.16 Menerapkan rangkaian pengatur intensitas cahaya (Dymmer)
4.16 Menguji rangkaian pengatur intensitas cahaya (Dymmer)
3.17 Menerapkan Rangkaian Inverter DC to AC
4.17 Menguji Rangkaian Inverter DC to AC
3.18 Menerapkan Rangkaian Inverter DC to DC Simetris
4.18 Menguji Rangkaian Inverter DC to DC Simetris
3.19 Menerapkan Rangkaian Konverter Buck dan Boost .
4.19 Menguji Rangkaian Konverter Buck dan Boost
3.20 Merencanakan rangkaian sumber tegangan dan arus konstan (catu daya) mode linier
4.20 Menguji rangkaian sumber tegangan dan arus konstan (catu daya) mode linier
3.21 Merencanakan rangkaian catu daya mode non-linier (Switched Mode Power Supplies-SMPS)
4.21 Menguji rangkaian catu daya mode non-linier (Switched Mode Power Supplies-SMPS)
3.22 Merencanakan rangkaian Uninterruptible Power Supplies (UPS)
4.22 Menguji prinsip kerja rangkaian Uninterruptible Power Supplies (UPS)
3.23 Menerapkan rangkaian elektronik untuk mengelola penggunaan daya sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri 
4.23 Menguji rangkaian elektronik untuk mengelola penggunaan daya sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri
3.24 Menganalisis kerja  rangkaian konversi D/A & A/D
4.24 Mendemontrasikan cara kerja rangkaian konversi D to A dan A to D
3.25 Menganalisis rangkaian PWM(Pulse Width Modulation)
4.25 Merancang rangkaian PWM(Pulse Width Modulation) untuk pemancar dan penerima remote control
3.26 Menerapkan sistem keamanan rumah dan kendaraan dengan menggunakan rangkaian kontrol elektronik
4.26 Membuat rangkaian kontrol elektronik untuk sistem keamanan rumah dan kendaraan


KI-KD Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video 2

Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3) 
Mata Pelajaran : Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video
Jam Pelajaran : 210 JP (@ 45 Menit)
Kelas XII


3.14 Memahami prinsip kerja dan dimensi sistem akustik ruang.
4.14 Menguji prinsip kerja rangkaian
3.15 Menerapkan macam-macam sambungan kabel dan crossover.
4.15 Membuat macam-macam sambungan kabel dan crossover.
3.16 Merencanakan instalasi sistem suara hiburan pertunjukkan rumah (home theater)
4.16 Merancang instalasi sistem hiburan pertunjukkan rumah (home theater)
3.17 Menerapkan instalasi sistem hiburan pertunjukkan rumah (home theater)
4.17 Membuat instalasi sistem hiburan pertunjukkan rumah (home theater).
3.18 Merencanakan instalasi audio pada sistem hiburan audio video mobil
4.18 Merancang instalasi audio pada sistem hiburan audio video mobil
3.19 Menerapkan instalasi sistem hiburan audio video mobil
4.19 Mendemontrasikan instalasi sistem hiburan audio video mobil
3.20 Merencanakan instalasi sistem hiburan pertunjukkan siaran langsung di ruang terbuka atau di ruang tertutup
4.20 Membuat instalasi sistem hiburan pertunjukkan siaran langsung di ruang terbuka atau di ruang tertutup
3.21 Memahami peralatan instalasi system audio paging
4.21 Mengoperasikan peralatan instalasi system audio paging
3.22 Menerapkan instalasi sistem audio paging
4.22 Membuat instalasi sistem audio paging
3.23 Menerapkan pembuatan master rekaman audio
4.23 Membuat master rekaman audio
3.24 Memahami peralatan pembuatan dokumentasi video
4.24 Mengoperasikan peralatan pembuatan dokumentasi video
3.25 Merencanakan pembuatan dokomentasi video
4.25 Membuat dokumentasi video
3.26 Menerapkan instalasi system pengamanan gedung menggunakan CCTV
4.26 Membuat instalasi sistem CCTV

KI-KD Perawatan dan Perbaikan Peralatan Audio dan Video

Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3)
Mata Pelajaran : Perawatan dan Perbaikan Peralatan Audio dan Video
Jam Pelajaran : 238 JP (@ 45 Menit)
Kelas XII


3.1 Menerapkan metode pencarian kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-macam  peralatan elektronik
4.1 Membuat diagram alur (flow chart) perbaikan dan perawatan macam-macam peralatan  elektronik
3.2 Menerapkan teknik pengujian dan pengukuran pada proses perbaikan dan perawatan  peralatan elektronik
4.2 Mengkalibrasi instrument pengukuran sebelum proses perbaikan dan perawatan  peralatan elektronik
3.3 Menerapkan teknik keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video
4.3 Menggunakan alat keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video
3.4 Menganalisis kerusakan macam-macam penguat audio
4.4 Memperbaiki kerusakan macam-macam penguat audio
3.5 Memahami teknik perawatan dan pemeliharaan peralatan elektronik
4.5 Mengidentifikasi standar penggunaan peralatan elektronik
3.6 Menganalisis kerusakan pada catu daya radio penerima
4.6 Memperbaiki kerusakan pada catu daya penerima radio 
3.7 Menganalisis kerusakan pada rangkaian penala penerima radio 
4.7 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian penala penerima radio 
3.8 Menganalisis kerusakan pada rangkaian penguat akhir penerima radio
4.8 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian penguat akhir penerima radio
3.9 Menganalisis kerusakan pada rangkaian catu daya rendah penerima televisi 
4.9 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian catu daya rendah televisi penerima
3.10 Menganalisis kerusakan pada rangkaian catu daya tinggi penerima televisi
4.10 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian catu daya tinggi penerima televisi
3.11 Menganalisis kerusakan pada rangkaian penala penerima televisi
4.11 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian penala penerima televisi
3.12 Menganalisis kerusakan pada rangkaian vertical dan horizontal penerima televisi
4.12 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian vertical dan horizontal penerima televisi
3.13 Menganalisis kerusakan pada rangkaian penguat audio penerima televisi
4.13 Memperbaiki kerusakan pada rangkaian penguat audio penerima televisi
3.14 Menganalisis kerusakan pada peralatan optic playerrecorder
4.14 Memperbaiki kerusakan pada peralatan optic player-recorder
3.15 Menganalisis kerusakan pada kamera video
4.15 Memperbaiki kerusakan pada kamera video



KI-KD Penerapan Rangkaian Elektronika 1


Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3) 
Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Jam Pelajaran : 228 JP (@ 45 Menit)
Kelas XI


3.1 Menerapkan komponen FET dan MOSFET sebagai penguat daya
4.1 Membuat rangkaian dengan menggunakan FET dan MOSFET sebagai penguat daya
3.2 Menganalisis kerja sensor rangkaian elektronika
4.2 Menguji komponen sensor rangkaian elektronika
3.3 Menganalsis komponen transduser pada rangkaian elektronika
4.3 Menguji komponen transduser rangkaian elektronika
3.4 Menganalisis karakteristik,parameter & kegunaan penguat operasional
4.4 Menguji karakteristik, parameter penguat operasional
3.5 Merencanakan rangkaian filter
4.5 Menguji rangkaian filter
3.6 Menerapkan rangkaian pengatur nada
4.6 Mendemontrasikan pemakaian rangkaian pengatur nada
3.7 Merencanakan penguat operasional pada rangkaian elektronika aritmatik dan kegunaan khusus .
4.7 Menguji penguat operasional pada rangkaian elektronika aritmatik dan kegunaan khusus .
3.8 Merencanakan rangkaian pembangkit gelombang
4.8 Menguji rangkaian pembangkit gelombang sinus
3.9 Merencanakan rangkaian pembangkit gelombang non sinus
4.9 Mendemontrasikan pemakaian pembangkit gelombang non sinus
3.10 Menerapkan macam-macam rangkaian elektronika digital
4.10 Menguji macam-macam rangkaian elektronika  digital
3.11 Menerapkan rangkaian digital kombinasi
4.11 Membuat rangkaian digital kombinasi
3.12 Menerapkan macam-macam rangkaian shift register
4.12 Membuat macam-macam rangkaian shift  register
3.13 Menerapkan rangkaian penghitung (counter) .
4.13 Mengoperasikan rangkaian penghitung (counter)
3.14 Menerapkan konsep teknologi Programmable Logic Devive (PLD) .
4.14 Mendemonstarsikan konsep teknologi Programmable Logic Devive (PLD)


KI-KD Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video 1


Bidang Keahlian  : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian  : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C3)
Mata Pelajaran : Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video
Jam Pelajaran : 210 JP (@ 45 Menit)
Kelas XI

3.1 Memahami gelombang suara dan sistem akustik ruang
4.1 Mengukur gelombang suara
3.2 Memahami psikoakustik anatomi telinga manusia 
4.2 Mendimensikan ambang batas daerah dengar telinga manusia.
3.3 Menerapkan instalasi macam macam tipe mikrofon pada sistem akustik
4.3 Menguji mikrofon pada sistem akustik pada posisi dengan level sumber bunyi yang berbeda-beda.
3.4 Merencanakan rangkaian penguat depan audio (universal pre-amplifier) 
4.4 Membuat rangkaian penguat depan audio (universal preamplifier).
3.5 Merencanakan rangkaian pengatur nada (tone control) penguat audio.
4.5 Mengukur rangkaian pengatur nada (tone control) penguat audio.
3.6 Merencanakan rangkaian pencampur (mixer) audio.
4.6 Mengukur rangkaian pencampur (mixer) audio.
3.7 Merencanakan rangkaian penguat daya audio (power amplifier).
4.7 Membuat rangkaian penguat daya
3.8 Menganalisis rangkaian penguat daya audio (power amplifier
4.8 Mengukur respon frekuensi penguat daya audio
3.9 Merencanakan rangkaian proteksi loudspeaker, muting, limiter dan indikator sistem audio.
4.9 Menguji rangkaian proteksi loudspeaker, muting, limiter dan indikator sistem audio.
3.10 Merencanakan sistem akustik ruang kecil
4.10 Merancang sistem akustik suara untuk keperluan ruang kecil
3.11 Merencanakan sistem pengaturan peralatan studio rekaman audio video untuk kebutuhan ruang kecil (home studio)
4.11 Merancang sistem pengaturan peralatan studio rekaman audio video untuk kebutuhan ruang kecil (home studio)
3.12 Memahami prinsip kerja macam-macam mikropon
4.12 Menguji macam-macam mikropon
3.13 Memahami prinsip kerja macam-macam loudspeaker
4.13 Menguji prinsip kerja macam macam loudspeaker rangkaian crossover.